Lumpur Lapindo adalah Kemurkaan Dewa Siwa




Tidak banyak yang tahu bahwa lokasi semburan lumpur lapindo dulunya merupakan situs sejarah kerajaan jaman dulu. Situs paling penting adalah CANDI PRADA serta PRASASTI WATUMANAK yang dibangun pada masa Airlangga. Dulu, warga Siring dan Renokenongo menyebut situs itu sebagai PUNDEN PRADA.

Dan ditempat ini banyak ditemukan benda-benda bersejarah yaitu arca siwa, ganesha dan arca katak. Beberapa benda bersejarah tersebut kini bisa disaksikan dimuseum nasional. Tetapi dengan seiringnya waktu, lokasi situs itu kini sudah rata dengan tanah dan dijadikan bangunan. Sementara dibawahnya dilakukan pengeboran gas oleh Lapindo sebanyak 22 sumur gas dikecamatan Porong.

Tetapi ketika pengeboran dilakukan di lokasi Renokenongo dan Siring yang dulunya situs bersejarah, lumpur keluar tiada henti. Manusia semakin rakus sehingga tidak lagi bersahabat dengan alam dan juga sekitarnya. Sudah selayaknya manusia mawas diri agar tidak mengeksploitasi alam berlebihan.

Believe it or not, Siwa merupakan simbol dari kemurkaan dan dari lokasi inilah semuanya bermula ketika alam sudah murka. Mengurangi korban jiwa selanjutnya adalah hal yang paling utama disamping penggantian ganti rugi materi kepada para korban akibat semburan lumpur lapindo.

1 komentar:

  1. Jgn slh kan dewa shiwa atau tuhan,atas terjdnya musibah lapindo,slhkan para pengusaha rakus,yg buat kehancuran tsb

    BalasHapus